Cari...

Sabtu, 11 Juni 2016

PRAKTIKUM PENURUNAN TITIK BEKU

 A.    Tujuan dan Landasan Teori

Tujuan
1.      Untuk mengetahui sifat-sifat larutan yang tidak bergantung pada zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel terlarutnya
2.      Untuk mengetahui penurunan titik beku air, Urea 1 m, Urea 2 m NaCl 1 m dan NaCl 2 m
3.      Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan terhadap penurunan titik beku larutan
4.      Untuk mengetahui perbedaan penurunan titik beku larutan elektrolit dan nonelektrolit

Dasar Teori
Ø  Sifat Koligatif Larutan
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit

Ø  Penurunan Titik Beku Larutan
Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan sehingga jarak antarpartikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antarmolekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan jarak antar molekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Perbedaan suhu akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku (ΔTf). 

Ø  Larutan NaCl
Natrium klorida, juga dikenal dengan garam dapur, atau halit, adalah senyawa kimia dengan rumus molekul NaCl. Senyawa ini adalah garam yang paling memengaruhi salinitas laut dan cairan ekstraselular pada banyak organisme multiselular. Sebagai komponen utama pada garam dapur, natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan.

Ø  Larutan Urea
Urea adalah senyawa organik yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO.
Urea juga dikenal dengan nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamide dan carbonyldiamine. Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan konsep vitalisme.
Urea ditemukan pertama kali oleh Hilaire Roulle pada tahun 1773. Senyawa ini merupakan senyawa organik pertama yang berhasil disintesis dari senyawa anorganik.

B.     Alat dan Bahan


Alat
·         Bejana plastik volume 200 mL
·         Gelas kimia
·         5 buah Tabung reaksi
·         Batang pengaduk
·         Termometer
·         Gelas Ukur
Bahan
·         Aquades
·         Es batu
·         Larutan Urea 1 m dan 2 m
·         Larutan NaCl 1 m dan 2 m
·         Garam dapur kasar




C.    Langkah Kerja
1.      Membuat campuran pendingin.
Masukkan butiran es ke dalam  gelas plastik sampai kira-kira ¾ bagian kemudian tambahkan ±8 sendok makan garam dapur, lalu aduk. Campuran ini adalah campuran pendingin.
2.      Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih beri label 1 s.d 5, masukkan ke dalam masing-masing :
Tabung 1 akuades
Tabung 2 urea 1 m
Tabung 3 urea 2 m
Tabung 4 NaCl 1 m
Tabung 5 NaCl 2 m
3.      Masukkan tabung reaksi 1 ke dalam campuran pendingin. Masukkan pengaduk kaca ke dalam tabung reaksi berisi akuades tersebut dan gerakkan naik turun hingga seluruh akuades membeku.
4.      Keluarkan tabung dari campuran pendingin, biarkan es dalam tabung reaksi mencair sebagian. Ganti pengaduk dengan termometer, catat suhu campuran es dan air.
5.      Lakukan langkah 3 dan 4 untuk tabung 2, 3, 4, dan 5.
6.      Isi lembar pengamatan yang tersedia.

D.    Data Pengamatan
NO
HASIL PENGAMATAN
Larutan
Titik beku (°C)
Penurunan titk beku (°C)
1
Air
0
2
Urea 1m
-2
2
3
Urea 2m
-4
4
4
NaCl 1 m
-4
4
5
Nacl 2 m
-8
8


E.     Jawaban dari pertanyaan

1.      Bagaimanakah titik beku larutan dibandingkan dengan titik beku pelarut murni (lebih tinggi atau lebih rendah)
Jawab : Titik beku larutan lebih rendah dari pada titik beku pelarut murni hal ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan membeku lebih lama dari pada pelarut.
2.      Bagaimana pengaruh kemolalan larutan urea terhadap :
a.       Titik beku larutan
Jawab : Semakin besar molalitasnya maka titik bekunya semakin rendah
b.      Penurunan titik beku larutan
Jawab : Besarnya penurunan titik beku sebanding dengan konsentrasi molal. Jadi, apabila konsentrasinya besar maka harga penurunan titik bekunya besar juga.
3.      Bagaimana pengaruh kemolalan larutan NaCl terhadap :
a.       Titik beku larutan
Jawab : Semakin tinggi kemolalan NaCl ,semakin rendah titik bekunya karena larutan NaCl merupakan larutan elektrolit .
b.      Penurunan titik beku larutan
Jawab : Semakin tinggi kemolalan NaCl ,Semakin besar penurunan titik bekunya.Karena selain dipengaruhi kemolalan penurunan titik bekunya dipengaruhi oleh jenis larutannya.
4.      Pada kemolalan yang sama, bagaimanakah pengaruh larutan NaCl (elektrolit) dengan pengaruh larutan urea (non elektrolit) terhadap :
a.       Titik beku larutan
Jawab : Pada kemolalan yang sama titik beku larutan elektrolit (NaCl)lebih rendah dari pada larutan non elektrlit (Urea)
b.      Penurunan titik beku larutan :
Jawab : Pada kemolalan yang sama penurunan titik beku larutan elektrolit (NaCl) lebih besar dari pada larutan non elektrolit (Urea)

F.     Kesimpulan

Dari praktikum yang telah kami laksanakan dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1.      Titik beku larutan (yang dalam hal ini digunakan larutan urea dan NaCl) memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan titik beku air (pelarut murni) karena di dalam larutan urea dan NaCl terkandung zat terlarut berupa molekul-molekul urea dan molekul-molekul NaCl yang menyebabkan terhalangnya molekul-molekul air untuk membeku sehingga dibutuhkan suhu yang lebih rendah untuk membekukan larutan urea dan NaCl tersebut.
2.       Makin besar molalitas larutan, makin tinggi penurunan titik beku larutan
3.      Penurunan titik beku larutan (ΔTf) berbanding lurus dengan molalitas larutan
4.      Titik beku larutan elektrolit lebih rendah daripada larutan nonelektrolit pada kemolalan yang sama, dikarenakan larutan elektrolit terurai sehingga jumlah partikelnya lebih banyak dibandingkan larutan nonelektrolit

5.      Pada konsentrasi yang sama penurunan titik beku (ΔTf)  larutan elektrolit akan lebih besar dibandingkan larutan nonelektrolit, karena penurunan titik beku (ΔTf)  larutan elektrolit dipengaruhi oleh faktor Van’t Hoff