Cari...

Rabu, 13 Mei 2015

Limited and Expired

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

‘Di! Ayo cepetan ntar keburu billingnya diambil om-om!’ Teriakku sambil memanggil Aldi yang lama membereskan tas ketika jam pulang sekolah tiba. ‘Iya iya sabar dikit!’ Balas Aldi dengan nada keras. ‘Iya bener kata Rendy, gesit! Daripada keduluan ntar malah kita gak ada kerjaan!’ Seru Faiz yang setuju denganku.

Perkenalkan namaku Rendy, kami bersekolah di SMP Taruna Bangsa. Aldi dan Faiz adalah teman sekelasku yang memiliki hobi bermain game online di warnet dekat SMP kami. Setiap pulang sekolah kami selalu menyisakan waktu 2 jam untuk bermain game disana. Karena warnet di dekat sekolah kami cukup bagus, maka tak heran jika Billing di warnet itu dipenuhi anak seusia kami atau laki-laki dewasa.

Saat itu jam pulang sekolah Aku, Aldi, dan Faiz berniat bermain game online disana. Sesampainya di gerbang sekolah ada suara wanita terdengar seperti memanggil namaku, ‘Ren! Dapet salam dari Ina!’, sontak aku terkejut bahwa yang memanggilku adalah kakak kelas yang bernama Laura. Aku heran dan menjawab perkataanya ‘Hah? Apa?’, aku sempat tak acuh dengan perkataannya karena sebelumnya aku memang tidak mengenali perempuan yang bernama Ina. Hingga pada suatu hari ada SMS yang masuk di HP ku yang berisi “Hai lagi apa?”, aku bingung karena aku belum mengenali siapa yang memiliki nomor itu, dan aku membalas SMS itu “Ini siapa ya?”. Beberapa menit kemudian dia membalas SMS ku “Ini Ina yang tadi disebutin namana sama Laura”, aku masih belum ingat dengan kejadian tadi siang dan kemudian perkenalan kami bermulai disini.

Hari demi hari Aku dan teman-temanku yang selalu bermain game online sepulang sekolah, dan saat itu juga setelah pulang dari bermain game aku selalu mengobrol dengan Ina lewat SMS. Beberapa hari kemudian hubunganku dengan Ina semakin dekat, yang awalnya aku cuek Ina  kini aku bisa menerima kehadirannya, dan sempat terpikirkan oleh ku bahwa “Ternyata Ina asik juga ya, mungkin gak ada salahnya jika aku dekat dengannya”.

Hingga pada suatu hari entah apa yang merasuki pikiranku hingga aku menyatakan cinta kepada Ina lewat SMS, dan Ina memberikan jawaban “iya aku mau”. Aku sempat senang akan hal itu, dan kegiatanku yang biasanya pulang sekolah bermain game online dengan Aldi dan Faiz kini sedikit berkurang karena aku sibuk berpacaran dengan Ina.

Dibulan pertama kami sangat lancar dimana aku dengan Ina merasakan cinta monyet di masa SMP. Kami masih sering komunikasi dan hampir tiada jam tanpa mengobrol dengannya. Terlewat dipikiranku ini akan menjadi permulaan yang sangat baik.

Bulan kedua, hubungan kami  masih baik, dimana kami berdua bisa saling memahami apa makanan favorit, hobi, dan status hubungan kami. Ina masih bisa menerimaku yang memiliki sifat Gamer, dan aku menerima sifat Ina yang sangat pendiam.

Dibulan ketiga, entah kenapa akhir-akhir ini Ina menunjukan sifat kerja kerasnya, yang aku sempat pikirkan bahwa Ina adalah wanita pendiam dan tertutup adalah salah. Ina memperlakukanku dengan sangat keras, yang tadinya ia bisa menerima sifatku akhirnya ia mulai mulai mengatakan perkataan yang tidak ingin aku dengar ‘kamu itu kurangin dulu gamenya! Ntar waktu aku kapan? Waktu belajar kamu kapan? Waktu istirahat kamu kapan?’

Bulan keempat kami berpacaran, aku seperti sudah mulai lelah untuk melanjutkan perjalanan kisah cinta ini, kisah dimana layaknya diriku seperti kucing yang dikurung oleh majikannya. Aku sempat berpikir ingin seperti teman-temanku yang belum tau arti dari pacaran, dan yang mereka pahami adalah game, bukan kejadian yang posesif seperti ini.

Dan akhirnya 3 bulan lebih kami mengakhiri hubungan ini. Entah apa alasannya tetapi yang Ina katakan padaku adalah ia ingin menjalani masa dimana tidak ada yang membuatnya rumit, dan saat itu aku sangat senang mendengar hal itu. Aku merasa bahwa kehidupanku sebagai Gamer telah kembali, dan aku bisa bermain dengan Aldi dan Faiz.

Beberapa tahun kemudian, aku mulai sadar bahwa aku sangat menyesal karena aku telah melepaskan Ina. Kini aku mencoba mencari wanita yang bisa menggantikan Ina didalam hidupku, aku sempat berkenalan dengan wanita lain berkali-kali dan akhirnya kandas ditengah perjalanan. Dan dari semua ini aku mulai sadar bahwa Cinta Juga Ada Batasnya, layaknya aku dengan Ina ataupun wanita lain yang telah mampir walaupun sebentar di kehidupan ini.

Aku sekarang melanjutkan kuliah di Universitas Diponegoro sudah memiliki wanita pengganti Ina. Namanya adalah Ririn, kami sudah menjalin hubungan selama hampir 2 tahun. Dan selama itulah aku telah lupa rasanya dulu bersama Ina karena Ririn adalah obat masa kelamku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar